Kisah Nabi Shaleh Membuka Tabir

Kisah Nabi Shaleh Membuka Tabir
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Pemimpin jaman now itu sombongnya gak ketulungan. Saat HUT ke-70 RRC Xin Jinping ngomong : “Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan orang-orang China dan bangsa China untuk terus maju”.
“Saya adalah orang paling hebat di dunia dan Anda lebih buruk daripada saya,” Kata Donald Trump kepada Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dalam transkrip percakapan yang bocor.
Tak lama berselang Cina dihantam wabah Corona dan telah menghabiskan 86 Trilyun hingga Pebruari kemarin. Ironisnya uda declare bersih tgl 11 Maret ternyata muncul lagi kasus baru. Dan yang lebih mengerikan infeksinya tanpa gejala atau bahasa kerennya asimptomatik. Sementara kondisi di Amerika lebih parah dari Cina, jumlah pasien positifnya tertinggi di dunia.
Ada pemimpin yang berlaku zhalim seperti Bashar Assad dan As Sisi. Satu persatu orang terdekat mereka tumbang karena Corona.
Ada pemimpin yang plonga plongo gak punya sifat kasih sayang. Sesombong-sombongnya Jinping dan Trump masih keluarin duit buat rakyat. Sezhalim-zhalimnya Assad dan As Sisi tidak menerapkan darurat sipil ditengah wabah. Sementara yang plonga plongo malah narik iuran dari rakyat dan mengintimidasi yang hidup dengan darurat sipil (walau gak jadi). Maka jadilah negaranya dihantam Corona.
Manusia tidak membaca sejarah masa lampau dari umat terdahulu, yang dibinasakan karena kezhaliman yang mereka lakukan. Kaum Tsamud adalah salah satunya.
Nabi Shaleh adalah generasi ke-11 setelah Nabi Nuh as. Beliau adalah orang pertama di muka bumi yang diberi nama Shaleh.
Soal penamaan pertama kali ini keren coz kalo orang tanya: kenal Shaleh ? maka tak bakal dibalikkin : Shaleh siapa ? Semua yang ditanya pasti langsung menunjuk orang yang dimaksud. Dalam Al Qur’an ada yang seperti ini :
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (Maryam : 7)
Para ulama berkata yang dimaksud Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia adalah belum pernah ada yang bernama Yahya sebelumnya. Beruntungnya orang dengan penamaan yang pertama kali bakal ditiru oleh generasi selanjutnya. Dia tinggal memoles dengan amal baik maka jadilah namanya sebagai nama yang mengandung kebaikan.
Beda dengan kita, umat terakhir. Nama yang kita miliki pasaran. Disini nama Nurbaiti ada 2, ada Sita Nurbaiti dan Nurbaiti ummu Fatih. Nama Siti juga ada banyak, di angkatan S1-97 ada 2, makanya pemilik nama Siti gak pernah dipanggil dengan nama depan tapi nama belakang. Nama Rahma apalagi, disini ada Rachma Febriana dan Rahma Savitri, plus Siti Rachma istrinya Budi. Maka kalo ada family gathering tiba-tiba ada yang panggil Rahma, tiga-tiganya bakal nengok. Tapi kalo saya sebut nama si eneng, kita semua tau merujuk pada siapa. Gak ada yang sama dan gak ada yang mirip. Hebat ya… 🤭
Kaum Nabi Shaleh disebut Tsamud tinggal di Domatha dan Hegra terletak sekitar 470 kilometer dari Kota Madinah. Ketika perang Tabuk, Nabi Muhammad ﷺ melewati daerah kaum Tsamud. Beliau melarang sahabat minum dari sumur karena di situ tempat penyiksaan kaum Tsamud.
Masya Allah berkuda 470 km !! itu ujian perang Tabuk memang luar biasa jauhnya. Begitu jauhnya yang gak punya tumpangan dilarang ikut. Kaum muslimin bergantian naik kuda. Makan kurma sebutir sehari, pagi dikulum sore ditelen. Kaum seperti ini mau kalian lampaui keimanannya ? Tidak mungkin Ferguso… 🤷🏾♂️
Saya naik gunung Halimun gak sampe 25 km aja uda ngos-ngosaan, ada temen ampe pingsan. Setelah diperiksa dokter Piprim yang juga ikut, temen saya normal gak kenapa-kenapa. Lemes karena psikisnya terganggu. Iyalah jalan 14 jam nonstop gak nyampe-nyampe, yang gak kuat mental bakal down. Ini juga kalo bukan karena ingin menceritakan Ayana kepada kalian, mungkin saya belum turun-turun… ( 🤣🤣 ngibul banget ya..?)
Sudah menjadi sunnatullah bahwa kebenaran selalu didukung oleh tanda dariNya. Bagi Nabi Shalih diberikan onta. Ini onta bukan sembarang onta tapi onta yang keluar dari sebuah batu. Kaum Tsamud minta bukti kebenaran ucapan Shaleh. Ditantangin begitu ya diladeni.
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. (Al Isra : 59)
Tunjuk batu mana yang pengen mengeluarkan onta, kata Shaleh. Kaum Tsamud menunjuk satu batu dan secara langsung mereka melihat onta keluar dari batu. Tak ada ilusi, tak ada rekayasa. Ontanya hidup dan ikut makan minum bersama mereka.
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untuk kalian. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kalian akan mendapatkan siksaan yang pedih,” (QS. Al-A’raf [7]: 73)
Nah masalahnya kalo tanda uda keluar maka hijab antara ia dengan siksaan amat tipis. Sekali mereka ingkar maka terangkatlah hijab tersebut. Karena tanda adalah bukti nyata dari Allah. Itu sebabnya ayat diatas ditutup dengan kalimat : janganlah disakiti, nanti akibatnya kalian akan mendapatkan siksaan yang pedih,
Hal yang sama juga terjadi pada Bani Israil di masa Isa as. Mereka minta diturunkan sebuah hidangan dari langit yang akan jadi hari raya mereka.
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”. Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”. (Al Maidah : 112)
Nabi Isa enggan mengabulkan permintaan kaumnya. Lebih baik kalian bertakwa daripada minta mukjizat yang aneh-aneh, katanya. Mukjizat itu merupakan supranatural, gak bisa dicerna kejadiannya. Adanya pun bukan untuk gagah2an biar keliatan keren, tapi untuk meyakinkan manusia kafir agar beriman. Namun mereka tetap ngotot minta diturunkan hidangan dari langit, alasannya :
Mereka berkata: “Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu”. (Al Maidah : 113)
Biar hati tenteram dan semakin yakin dengan kenabian Isa as, kata mereka. Duh.. beruntung para sahabat ra tidak menuntut hal-hal metafisika seperti ini kepada Nabi ﷺ. Dan beruntung kita beriman tanpa proses permintaan yang macammacam. Coz konsekuensi permintaan tersebut berat.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”. (Al Maidah : 115)
Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia. Dahsyat ancamannya bro… ini kalo AA si dosen gelo dan nenek konde hidup pada masa itu, uda abis mereka kena azab yang belum pernah ada. Membuka tabir ghaib gak bisa sembarangan kecuali sudah siap mental untuk beriman secara kaafah.
Recent Comments