Kesetiaan & Kemenangan (Bag.4)

Kesetiaan & Kemenangan (Bag.4)
Daftar Isi
Oleh: Ust.Deni Prasetio
Tahun 2009 salah satu hotel tempat saya bekerja di jual. 100-an karyawan di PHK, posisi saya aman malah mau dipromosikan jadi manager. Tapi saya minta ikut di PHK biar dapet uang banyak, jenuh soalnya. Permintaan saya ditolak direksi. Akhirnya saya mengundurkan diri di bulan Februari. Temen2 keluar dari hotel pegang uang puluhan hingga ratusan juta saya cuma dapet 10 jutaan. Temen dekat kaget saya dapet uang pesangon segitu. Padahal 100 karyawan yang di PHK tersebut administrasinya saya yang urus termasuk yang punya sangkutan pinjaman di BNI syariah. Sampai H-1 saya masih kerja bikin acara pergantian ketua Rohis di Puncak. Sementara yang lain ada yang sebulan masih berkewajiban kerja malah gak nongol. Jasa saya banyak disana.
Uang pesangon 10 juta langsung habis buat bayar uang muka masuk SDIT yang mencapai 15 juta. Beruntung kepala sekolahnya orang PKS. Dulu waktu saya jadi sekum DPC dia anak buah saya. Saya dapat keringanan cicil uang muka.
Sebetulnya ada sisa gaji saya 1,5 juta dari bulan berjalan tapi karena saya punya pinjaman di yayasan maka diambil lebih tepatnya disita oleh pengurusnya. Padahal yang ngurus yayasan itu teman akrab saya, sama2 kader inti di PKS. Kejam memang gak ada toleransinya. Uda tau saya kesulitan uang tega2nya ambil uang orang susah. Yayasan itu dibuat untuk ngelola uang zakat dan infaq perusahaan dari pemilik . Dananya ada 2 miliar. Agar berputar dananya bisa dipinjam tanpa bunga. Tapi kan namanya uang ZIS boleh diberikan kepada dhuafa. Nah posisi saya kan saat itu dhuafa, layak dapat bantuan atau jika ada pinjaman diberikan penghapusan bukannya malah dipaksa bayar.
Mendapat perlakuan seperti ini saya angkat tangan di tengah malam. Tepat 2,5 bulan saya di PHK dapat panggilan dari perusahaan tambang batubara, tepatnya tanggal 16 Mei. Sisa uang 2 juta dari jamsostek untuk keperluan hidup habis saat saya terima gaji dari kantor yang baru.
Begitulah pertolongan Allah, hadir di saat yang tepat
Puluhan surat lamaran kerja yang saya kirim tiap pekan satupun tak ada yang respon. Justru perusahaan yang tidak saya kirimi lamaran malah memanggil. Begitulah pertolongan Allah, hadir lewat jalannya sendiri.
Di perusahaan batubara ini saya baru tau yang namanya orang kaya seperti apa. Standar gajinya bikin saya takjub. Pernah saya main ke hotel trus bilang ke rekan2 disana yang habis terima bonus, “Gaji kamu plus bonus plus THR, gak ada apa2nya dibanding gaji saya”.
Begitulah pertolongan Allah, selalu bikin takjub.
Kemudian datang lagi cobaan yang sama. Kantor tambang tutup imbas dari harga batubara dunia anjlok. Saya yang punya pengalaman dengan pertolongan Allah tau bagaimana mendatangkan pertolongan tersebut.
Uniknya kali ini berbeda. Kalo dulu uang adalah apa yang di dompet sekarang uang ada di tangan Allah. Jika saya menginginkan sesuatu hanya perlu membiarkan lintasan itu ada dalam pikiran.
Dulu kalo pengen makan duren harus beli sekarang cukup jadikan keinginan, beberapa hari kemudian ada yang kasi duren.
Pernah istri ngomong, ‘uda lama gak makan di Andakar’. Saya bilang sabar, tenang aja. Dan benar seminggu kemudian datang Maryadi ke rumah, ngobrol kesana kemari sampe siang trus ngajak makan di andakar. Maryadi juga ngomong, bungkus aja buat istri ente bang. Istri saya takjub, baru kemarin bilang Andakar sekarang jadi kenyataan.
Disaat Kita Butuh, Allah Mengabulkan
Kalian masih ingat materi saya yang berjudul S10 ? Sebelum Ramadhan istri saya ganti HP, pilihannya antara S10 atau Note 9. Karena sering digunakan untuk catet hasil meeting dipilihlah Samsung note 9. Istri saya gak enak kalo HP dia bagus sementara punya saya jelek. Dia nyuruh saya ganti ke S10. Saya nya yang gak mau. Kalo Allah menetapkan saya beli S10, biarlah Dia menetapkannya melalui tangan saya sendiri.
Beberapa bulan lalu saya uda naksir sepatu sandal Kickers. Itu barang uda saya pegang2 bahkan uda dipasin ke kaki. Cuma harga 1,6 juta bikin saya gak sreg. Istri uda nyuruh ambil aja tapi saya bilang saya gak mau menyalahkan Allah jika sandal itu hilang saat sholat. Iya biasanya kalo lepas alas kan pas sholat di masjid. Jangan sampe rumah Allah kebawa gara2 kehilangan barang 1,6 juta.
Dua pekan lalu ada sepatu sandal dengan model yang mirip dari pabrik yang berbeda. Saya cobain terasa enak, harganya pun lagi diskon. Ya uda dibungkus…
Pekan lalu anter istri kerja lewati restoran puas. Sempat nge-batin uda lama gak makan martabak puas. Dua hari lalu rapat santunan ditraktir Ferry disana. Lebih tepatnya saya paksa traktir, sambil saya ancem, “antum mau saya yang bayarin makanan trus saya tulis 10 materi tentang ini”. Itu enaknya jadi senior. 😂😂
Sebetulnya kemarin itu saya bawa uang 200 ribuan plus ATM kalopun buat bayar masih cukup. Saat makan bersama Maryadi pun didompet saya ada uang 300 ribu, cukup buat bayar. Tapi begitulah, Allah ingin memberi saya makan dengan cara yang lain.
Jika kalian jeli, uda lama materi2 saya tak menyinggung para wanita. Upss salah… pernyataannya saya balik. Jika kalian jeli uda lama gak liat komentar dari Budi atas materi2 saya. 🤭🤭
Berlakulah Sebagai Pemenang
Intinya jika Allah uda bilang kita menang maka berlakulah sebagai pemenang.
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
QS. Surah An Nashr
Banyak2in tasbih dan istighfar. Apalagi ini malam Jumat, baca surah Al Kahfi dan banyakin sholawat atas Nabi. Sholat tahajjud slalu jangan ditinggal.
أَلا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ
“Ingatlah, barangsiapa menyembah Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka Muhammad telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah Mahahidup tidak akan mati..”
Pemilu sudah selesai, barang siapa yang bekerja untuk pemilu maka dia akan berhenti
Tapi…
Barang siapa yang bekerja karena Allah maka dia akan terus beramal.
Artikel sebelumnya: Kesetiaan & Kemenangan (Bag.3)
Recent Comments