Categories: Deni Prasetio

Istriku Sayang Jangan Dibuang

Bagikan

Istriku Sayang Jangan Dibuang

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Ada suami yang dipilih sebagai ketua KBIH, istrinya kesal sampai marah karena gak diperhatiin selama pelaksanaan ibadah haji. Dia (istri) sampe banting pintu. Satu rombongan tau semua perselisihan itu. Demikian cerita Agus kepada saya.

Ibadah haji itu menegaskan yang samar2 dan memperjelas yang buram. Jika selama ini suami istri sering diem2an marah maka saat haji akan terbuka. Jika selama ini seseorang kikir siri maka saat haji nampak pelitnya. Sebaliknya jika suami istri selama ini diam2 saling mendoakan maka saat haji cinta mereka terlihat kokoh seperti jabal rohmah, bikin iri Eri yang baru membina rumah tangga. Begitulah karomahnya menjadi tamu Allah. Makanya tak heran jika orang berangkat haji minta dimaafkan, mohon ridho dari masyarakat dan teman2nya seakan2 dia mau mati. Coz disana dia bakal mendapat balasan atas amalnya.

Membina rumah tangga itu gampang2 susah jika tidak tau ilmunya tapi begitu kita tau ilmunya ternyata susah2 gampang. Kalo masalah rumah tangga belajarnya kepada mereka yang sudah pengalaman jangan kepada yang berpengetahuan. Coz berumah tangga lebih butuh pengalaman bukan pengetahuan.

Dulu di liqo saya ada kajian rumah tangga. Saya usul yang ngisi pak haji aja. Pak haji itu temen liqo saya paling tua, menikah puluhan tahun uda punya cucu. Bisa mempertahankan rumah tangga selama puluhan tahun adalah sebuah prestasi menurut saya. Tapi teman2 saya maunya yang ngisi seorang ustadz. Aah… gak teruji nih, batin saya.

Beberapa tahun kemudian rumah tangga ustadz ini goyah gara2 sang ustadz mo nikah lagi. Saya ingat dia yang ngisi kajian rumah tangga. Apa saya bilang…

Sekitar tiga tahun lalu saat masih ada silaturahim FKM di UI, pasca pertemuan Feri ngajak saya ikut kajian di masjid UI. Yang ngisi Bendri dan seperti biasa materinya tentang pendidikan anak. Saya tolak ajakan ini. Prinsip saya waktu itu sampai sekarang hanya mau mendengar dari orang yang berpengalaman bukan dari yang baca buku. Mendengar dari orang yang sudah melewati banyak ujian bikin kita kaya pengetahuan.

Bulan Ramadhan kemarin ada kajian tentang bagaimana para sahabat menghadapi Ramadhan. Dijadwal tertulis ust Ainul Rofiq, berhubung beliau absen maka penggantinya ust Amang Syarifudin. Rupanya ust Amang gak siap, dia ambil materinya dari google. Semua omongan dia sudah pernah saya dengar, semua dalil yang disampaikan sudah saya ketahui. Namanya juga dari google, itu satu ilmu satu guru ama saya. Tapi saya tetap bertahan hingga usai, tau kenapa ?

Aura ruhiyahnya tinggi. Ini orang ahli zikir dan ahli tahajud, batin saya. Terasa sekali tatapan dan kekuatan dalam kata2nya seakan2 saya mendengarkan qaulan tsaqila. Dengerin nasehat orang beruhiyah tinggi kayak baru pertama ngaji padahal perkataannya uda sering kita denger. Karena saat dia bicara dengan hatinya kita pun mendengarnya dengan hati pula.

Misalkan kalian jago nulis. Kasi tulisan tersebut ke Nursalam maka dia bisa tau sampai dimana kemampuan kalian sebagai penulis. Sama2 penulis bisa merasakan auranya. Dulu alm Arifin Ilham pernah ketemu Moammar Khadafi, presiden Libya. Arifin Ilham merasakan dzauq (rasa) zikir dari Moammar Khadafi. Artinya Khadafi termasuk ahli dzikir. Itu sebabnya Arifin Ilham dipercaya mengelola masjid Khadafi, wakaf dari Moammar Khadafi di Sentul pinggir jalan tol Jagorawi.

Tapi ini tidak menafikan kezhaliman dari Khadafi. Pemimpin zhalim ahli zikir biasa aja, Hajaj bin Yusuf malah ahli Quran. Yang apes punya pemimpin baca al fatihah salah, nyanyi Dien Salam ngaco, zhalim pula, gak ada bagus2nya.

Karena saya membiasakan sholat tahajud maka saya bisa tau ust Amang termasuk ahli tahajud, itu maksud saya. Jadi ini bukan tebak2an ala super deal.

Nah.. jika suami istri saling mencinta maka mereka akan tau pasangan mana yang romantis lewat tampilannya dan mana yang sekedar pencitraan. Oke sebelum beranjak jauh, kita bahas bagaimana menjadi pasangan yang saling mencinta.

Dulu jaman Nabi ﷺ pernah ada komplain dari para sahabat anshar perihal istri2 mereka. Mereka katakan sejak para istri bergaul dengan emak2 dari muhajirin, istrinya mulai berani kepada mereka. Mereka minta izin untuk menertibkan istri yang bandel dengan pukulan (yang tak menyakitkan tentunya). Nabi ﷺ pun mengizinkan.

Pasca pertemuan itu datang emak2 anshar komplain ke Nabi ﷺ. Mereka katakan suami2 mereka sekarang sudah main pukul. Dikit2 pukul, dikit2 pukul.

Peristiwa ini diriwayatkan Imam Abu Daud dengan sanad sahih, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh telah banyak wanita yang mendatangi keluarga Muhammad untuk mengadukan suaminya. Mereka itu (para suami) bukanlah orang-orang yang terbaik di antara kalian semua.”

Gak gampang kan membina rumah tangga yang romantis, para sahabat aja mengalami masalah. Setelah mendapat komplain dari emak2 anshar Nabi ﷺ hanya berkata :

Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku. (HR Ibnu Majah)

Rasulullah ﷺ tidak membuat weeding agreement atau membuat kebijakan begini dan begitu untuk pernikahan. Tidak. Beliau hanya mengatakan yang terbaik dari kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya. Manusia terbaik diliat dari sikapnya terhadap keluarga.

Tidak adanya aturan yang dibuat Nabi ﷺ mengisyaratkan pernikahan itu langgeng bukan karena komitmen bersama. Pernikahan gak bisa pake perjanjian seperti yang dilakukan oleh orang2 Barat. Pernikahan gak bisa pake aturan main kayak sepakbola yang sering disemprit wasit. Pernikahan itu pake kasih sayang. Al Quran menegaskan hal ini.

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut (dengan cara yang baik)… ” (QS an-Nisaa [4] :19)

Ini ayat lagi cerita tentang proses perceraian. Oh iya sebelumnya saya ingatkan bahwa dalam Al Quran tidak ada detil ayat tentang membina rumah tangga, yang ada ayat bahwa suami adalah qowwam (pemimpin) bagi keluarga. Tapi mengenai perceraian Al Quran detil menjelaskan beberapa masalah yang bersinggungan akibat perceraian seperti masalah penyusuan. Hal ini menegaskan apa yang saya singgung diatas.

Dalam proses perceraian saja Al Quran menegaskan adanya kasih sayang antara suami istri apalagi saat membina rumah tangga.

Para suami memberikan kasih sayang kepada istri berbeda satu sama lain. Ada yang sayang istri sampe dibuatkan istana Taj Mahal, ada yang sayang istri hanya dengan kecupan manis di pagi hari. Semua masuk dalam kategori “pergaulilah mereka dengan cara yang baik”.  Kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan suami berbeda2 sehingga kemampuan mengungkapkan kasih sayang pun berbeda.

Membina rumah tangga itu gampang. Kalian para suami jangan pake otak ketika ribut dengan istri, camkan itu. Jangan malah diitung berapa kali kesalahan istri, diitung harta yang pernah diberikan selama ini dan sikap istri atas pemberian tersebut. Ini namanya orang bodoh walaupun dia pinter.

Ane doain istri aja bang, kata Agus ketika terjadi ketegangan saat pergi haji. Ente uda bagus seperti itu, kata saya. Kalo istri keras suami harus lembut begitu sebaliknya kalo suami keras istri harus lembut. Yang begini bikin rumah tangga awet. Jangan istri lagi keras suami ikutan keras, ini uda kayak besi ketemu besi, yang timbul adalah percikan api. Api inilah yang membakar keutuhan rumah tangga.

Komitmen rumah tangga bukan karena ingin sama2 membesarkan anak. Nanti anak uda gede trus bubar. Donna Harun contohnya. Umur 51 cerai saat anaknya sudah dewasa. Untung dia cantik sehingga masih ada yang mau. Komitmen rumah tangga adalah komitmen untuk berkasih sayang dan untuk melengkapi yang dalam bahasa Al Quran : mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (Al Baqarah : 187).

Punya pakaian mahal kalo gak dirawat cepet rusak. Jas gak boleh sembarangan dicuci, jangan dimasukin ke air deterjen cepet rusak. Harus dicuci dengan dry cleaning. Begitu pula punya pasangan gak boleh sembarangan merawatnya bisa bubar pernikahan. Rawat dengan detergen kasih sayang atau minim dengan sabun kesabaran, insya Allah awet.

Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS an-Nisaa [4] :19)

Okelah rumah tangga sudah tidak bisa diharapkan keutuhannya. Terapi terakhir kata Al Quran adalah sabar. Ayat ini lagi bicara tentang perceraian. Dan solusi agar perceraian tidak terjadi adalah sabar.

Kalo uda gak suka ama istri jangan ngitung2 kesalahan atau ngitung2 pemberian, ini sama aja nyiram bensin ke api. Kalo cinta sudah hilang maka bersabarlah begitu kata Al Quran. Dan sabar itu gak perlu pake otak. Itu sebabnya ortu2 dulu bisa awet rumah tangganya sampe maut memisahkan bukan karena mereka pinter dan bergelar tinggi. Justru mereka lebih bodoh dari pasangan sekarang. Tapi mereka jelas adalah orang yang sabar.

Nah biar kalian jadi pasangan yang sabar, tungguin dah kelanjutannya… ☺

Muhyidin, SKM

Recent Posts

Mengenal Sejarah Pemberian Tanda Baca pada Mushaf Al Quran

Mengenal Sejarah Pemberian Tanda Baca pada Mushaf Al Quran إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ…

3 weeks ago

I’tikaf, Tradisi Para Nabi yang Disempurnakan Pada Masa Rasulullah SAW

I’tikaf, Tradisi Para Nabi yang Disempurnakan Pada Masa Rasulullah SAW Tradisi i'tikaf telah dikenal dan…

3 weeks ago

Tiga Amalan Hebat Pada Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Tiga Amalan Hebat Pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan "Jika kuda pacu sudah mendekati garis…

3 weeks ago

Jangan Lepaskan Malam Ke-27 Ramadhan Karena Dia Sangat Istimewa!

Jangan Lepaskan Malam Ke-27 Ramadhan Karena Dia Sangat Istimewa! Al-Imam Asy-Syirwani berkata, "Syeikh kami (yaitu…

3 weeks ago

Seperti Apa Puasa Para Nabi Sebelum Masa Rasululullah SAW?

Seperti Apa Puasa Para Nabi Sebelum Masa Rasululullah SAW? Puasa termasuk ibadah yang paling tua…

1 month ago

Seperti Inilah Syariat Puasa Ramadhan Disempurnakan

Seperti Inilah Syariat Puasa Ramadhan Disempurnakan Adakah syariat puasa yang paling sempurna selain puasanya umat…

1 month ago

This website uses cookies.