Ayat Kursi dan Serasinya Hubungan Antar Kalimat di Dalamnya

Ayat Kursi dan Serasinya Hubungan Antar Kalimat di Dalamnya
Ilustrasi foto: lptqkalteng.com
Bagikan

Ayat Kursi dan Serasinya Hubungan Antar Kalimat di Dalamnya

Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya ayat Kursi (karena di dalamnya telah tercakup nama dan sifat Allah).” (HR At-Tirmidzi)

“Ayat Kursi merupakan (salah satu) Kalamullah (perkataan Allah). Adapun Kalamullah itu lebih agung dari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi.” (Sufyan Ats-Tsauri)

(01)

Dalam Al-Quran, hubungan antara satu ayat dengan ayat lainnya, adalah sesuatu yang lazim ditemui. Ada kalanya ayat pertama berhubungan dengan ayat kedua, ayat kedua berhubungan dengan ayat ketiga, dan seterusnya.

Akan tetapi, ada pula ayat pertama yang berhubungan dengan ayat terakhir. Ayat kedua berhubungan dengan ayat kedua terakhir, ayat ketiga berhubungan dengan ayat ketiga terakhir, dan seterusnya.

Dan ternyata, ayat Kursi (QS Al-Baqarah, 2:255) lebih unik lagi. Mengapa? Karena kalimat-kalimatnya dalam satu ayat memiliki keterkaitan atau keterhubungan dengan kalimat lainnya.

(02)

Kalimat Pertama (1) Berhubungan dengan Kalimat Terakhir (9)

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm (1) – Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus mengurus (makhluk-Nya) … maknanya berhubungan dengan … wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm (9) – dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

Pada kalimat pertama disebut sifat Allah Ta’ala sebagai Yang Mahahidup (Al-Hayyu) lagi Maha Berdiri sendiri (Al-Qayyum), sedangkan pada kalimat kesembilan disebut sifat lagi sebagai Yang Mahatinggi (Al-Aliy) lagi Mahaagung (Al-Azhim).

(03)

Kalimat Kedua (2) Berhubungan dengan Kalimat Kedelapan (8)

Lā ta’khużuhụ sinatuw wa lā na’ụm (2) – tidak mengantuk dan tidak tidur … Maknanya terkait erat dengan … wa lā ya’ụduhụ ḥifẓuhumā (8) – Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya (langit dan bumi).

Bukankah masalah yang sering menimpa seorang penjaga atau pemelihara adalah ngantuk dan tidur? Dan, Allah Ta’ala sebagai Penjaga langit dan bumi, mustahil ngantuk dan tidur.

(04)

Kalimat Ketiga (3) Berhubungan dengan Kalimat Ketujuh (7)

Lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ (3) – Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi … Maknanya berhubungan dengan … wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ (7) – Kursi Allah meliputi langit dan bumi.

Pada kalimat ke-3, disebutkan bahwa Allah adalah sebagai pemilik langit dan bumi. Adapun pada kalimat ke-7, disebutkan bahwa Allah adalah penguasa langit dan bumi. Artinya, terhadap keduanya, Allah bukan saja pemilik tetapi juga penguasa mutlak.

Bukankah ada yang memiliki tapi tidak menguasai? Atau, ada yang menguasai tapi tidak memiliki? Dan, Allah terbebas dari keduanya. Dialah pemilik sekaligus penguasa. Yang dengannya Dia bisa memberi kemanfaatan bagi segenap makhluk sesuai kehendak-Nya.

(05)

Kalimat Keempat (4) Berhubungan dengan Kalimat Keenam (6)

Man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi’iżnih (4) – Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? … Maknanya berhubungan dengan … wa lā yuḥīṭụna bisyai’im min ‘ilmihī illā bimā syā` (6) – dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.

Tiada yang bisa memberi syafaat pada hari Kiamat kecuali Allah dan siapa saja yang diizinkan oleh-Nya. Adapun pada kalimat ke-6 yang disebutkan adalah ilmu. Dan, apa-apa ilmu tidak bisa diketahui kecuali atas kehendak-Nya pula.

(06)

Bagaimana dengan Kalimat Kelima?

Yaitu, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum (5) – Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.

Kalimat kelima ini, karena dia ganjil dan berada persis di tengah-tengah, dia tidak punya hubungan secara langsung dengan kalimat mana pun.

Hanya saja, apabila dilihat dari maknanya, ayat ini seakan mengatakan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang ada di kedua bagian tersebut, yaitu di depannya (apa yang tergambar pada kalimat ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7) dan belakangnya (kalimat ke-2, ke-4, ke-6, dan ke-8).

✔️… Disarikan dari salah satu ceramah Al-Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq, Lc.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: