Amal Khusus

Amal Khusus
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Surga itu bertingkat2, yang tertinggi dinamakan surga Firdaus persis berada dibawah Arsy Ar Rahman.
“Apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah surga firdaus. Karena ia adalah surga yang terletak paling tengah dan tempatnya paling tinggi, dan di atasnya Arsyyur-Rohman. Dari firdaus memancar sungai-sungai surga,” (HR. Al Bukhori)
Hal ini sesuai dengan kebaikan yang bertingkat2. Semakin tinggi posisi seseorang maka semakin besar kebaikan yang dapat dilakukannya. Kemarin kita terhenyak dengan cuitannya Mesut Oezil perihal penderitaan muslim Uyghur. Gak tanggung2 satu bumi bersuara dan mayoritas mengecam pemerintah Cina.
Ini kalo bukan publik figure kelas dunia gak bakal seviral itu. Kelas yutuber 10 juta follower seperti Ria Ricis atau Atta Halilintar gak bakal nyandak. Level ilmuwan dunia gak bakal didenger bahkan ulama sekaliber Yusuf Qordhowi pun tak bakal segaung itu. Apalagi level kita, ngumpul sampe 7 juta saat 212 cuma viral di beberapa media asing. Tidak bikin Trumph dan pemimpin dunia bersuara.
Saya cuma kasi gambaran betapa hebatnya amal seorang pemain bola kelas dunia yang menyelamatkan atau meringankan penderitaan satu ras manusia. Amal khusus yang tidak bisa dijangkau oleh kebanyakan orang.
Baru2 ini kita dikejutkan dengan sepak terjang Erdogan yang mengubah status Hagia Sofia dari museum menjadi masjid. Musuh2 Islam termasuk Paus menyesalkan kebijakan tersebut. Ini amal hebat pisan, menggembalikan izzah kaum muslimin sedunia.
Ribuan mujahid berperang belum mampu mengembalikan izzah kaum muslimin tapi seorang Erdogan mampu melakukannya. Amal khusus yang tidak bisa dijangkau oleh kebanyakan orang.
Kalo Oezil dan Erdogan sekedar menyantuni anak yatim atau kasi makan dhuafa tentu tak bakal seheboh ini beritanya. Kenapa ? karena kita pun dapat melakukannya. Tapi ketika mereka melakukan amal khususnya maka kita langsung lambaikan tangan.
Apa amal khusus orang kaya ? Bersedekah, ini amal yang bikin iri orang2 miskin dari kalangan sahabat ra.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa orang-orang fakir Muhajirin mendatangi Rasûlullâh ﷺ lalu berkata, “Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal!”. Maka beliau bertanya, “Apa itu?”. Mereka berkata, “Orang-orang kaya itu melakukan sholat sebagaimana kami melakukan sholat. Mereka melakukan puasa sebagaimana kami melakukan puasa. Mereka bershodaqah, tetapi kami tidak bershodaqah. Mereka memerdekakan budak, tetapi kami tidak memerdekakan budak”. Maka Rasûlullâh ﷺ bersabda, “Tidakkah aku ajarkan sesuatu kepada kamu, dengannya kamu akan menyusul orang-orang yang telah mendahului kamu, dan dengannya kamu akan mendahului orang-orang setelah kamu, dan tidak ada seorangpun yang lebih baik dari kamu kecuali orang-orang yang melakukan seperti apa yang kamu lakukan?”. Mereka menjawab, “Ya, wahai Rasûlullâh”. Beliau bersabda, “Kamu bertasbih, bertakbir, dan bertahmid tiga puluh tiga kali setelah setiap shalat”.
Abu Shalih (seorang perawi hadits) berkata, “Kemudian orang-orang fakir Muhajirin kembali mendatangi Rasûlullâh ﷺ lalu berkata, “Saudara-saudara kami, orang-orang kaya, telah mendengar apa yang telah kami lakukan, lalu mereka melakukan seperti itu!”. Maka Rasûlullâh ﷺ bersabda, “Itu adalah karunia Allâh yang Dia berikan kepada orang yang Dia kehendaki”. [HR. Muslim, no. 595]
Jika cuma sholat, puasa, dan dzikir maka baik orang miskin dan orang kaya dapat melakukannya. Namun saat muncul amalan sedekah, orang miskin langsung gigit jari. Karena sedekah adalah domain nya orang kaya.
Apa amal khusus seorang sarjana muslim ? bikin santunan yatim dan dhuafa.
Lha tetangga saya lulusan SMU kerja jadi ojol bisa santuni yatim, anak dari almarhum guru ngajinya. Masa iya kita lulusan kampus terkemuka cuma segitu doang bisanya.
Disini berkumpul level para supervisor dan manager, yang bergelar magister seabreg2, kalo amalnya cuma bagiin sembako ke dhuafa alangkah naifnya. Malu dengan jabatanmu jika santunan yatim dan dhuafa jadi amal pamungkas. Jangan lecehkan intelektualmu dengan berkubang pada amal ecek2. Mari bermimpi memiliki pesantren selevel Suleymaniye Turki. Membuat pesantren seperti hotel bintang 5 dalam rangka memuliakan ahlul Quran.
Tapi ini pekerjaan besar bang. Itu sebabnya kita kerjakan berjamaah. Agar masing2 individu bersinergi mengeluarkan kelebihan yang dimilikinya.
Tapi biayanya besar bang. Itu sebabnya saya tidak minta uang dari dompet kalian. Orang yang kalo order barang hanya di awal bulan uda kebaca berapa take home pay nya. Saya ajak kalian satukan impian, bersama2 mengangkat tangan dalam munajat malam agar Allah mudahkan urusan ini.
Recent Comments