Ahsanu ‘Amala

Ahsanu 'amala
Ilustrasi foto: SalamTelevisi
Bagikan

Ahsanu ‘Amala

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Tadi pagi jelang sholat subuh ketemu warga di jalan sedang liat ke rumah seseorang.

“Liat apa ?” tanya saya.

“Di rumahnya si X sedang rame,” katanya. “Lilis dari semalam dibacain yasin”.

Yang menarik dari perjalanan hidup seorang Lilis adalah peran ibunya. Pengen bikin materi tentangnya tapi ntar aja nunggu Lilis sudah tidak ada. Qadarullah barusan jam 10.30 di musholla ada pengumuman bahwa Lilis sudah tiada.

Oh iya… sebelum bingung saya narasikan dulu siapa itu Lilis.

Lilis adalah anak betawi asli di Condet. Umurnya diatas saya selisih 2 tahunan tapi waktu kecil mainnya bareng dengan anak2 seangkatan saya. Hal ini karena akalnya kurang tak bisa bermain dengan anak yang lebih besar. Kalo anak2 kecil main kan gak pake otak tapi pake tenaga, hanya berlarian kesana kemari. Setelah saya dan teman2 beranjak dewasa, Lilis tetap seperti anak kecil. Jaman anak saya kecil pun Lilis menjadi bahan bercandaan.

Lilis adalah contoh kekuasaan Allah di muka bumi. Taklif (beban kewajiban) terangkat atasnya. Dan memang benar saat anak2 perempuan seangkatannya mendapat haidh, dia tidak. Bahkan sampai matinya tak pernah haidh. Gak kebayang jika syarat sholat terpenuhi pada dirinya, bagaimana susah payahnya sang ortu mendidik. Allah Maha Pemurah, atas orang2 seperti ini terangkat kewajiban. Cukuplah keberadaannya sudah menjadi ujian bagi orang tua.

Selama ibunya masih hidup, Lilis terawat dengan baik. Kalo dia jalan kalian gak akan bisa membedakan apakah dia yang normal atau tidak. Sekitar 7 tahun lalu ibunya wafat, Lilis dirawat oleh kakaknya. Beda kasih sayang seorang ibu dengan orang lain walau saudara kandung emang bagai langit dan bumi. Sejak dirawat kakaknya Lilis keliatan tua, badannya mengurus tambahan lagi pakaiannya menunjukkan dia miskin. Mungkin karena kakaknya juga sibuk ngurus anak cucu.

Ibunya meninggal saat Lilis berumur 40-an. Berarti selama masa itu sang ibu sabar menerima takdir Allah. Sabar merawat anaknya yang kekurangan dan sabar mendengar omongan orang tentang anaknya yang kurang akal. Normalnya seorang ibu kesusahan hanya setelah melahirkan, selebihnya kebahagiaan melihat tangis dan tawa dari sang buah hati. Namun bagi ibu yang memiliki anak seperti Lilis, kebahagiaan tak berlangsung lama, hanya sebentar. Ujian kesabaran berpuluh2 tahun menimpanya.

Siapa dari kita yang sanggup sabar selama itu ?

Ada yang baru 2 tahun anaknya susah makan hingga BB-nya dibawah normal kita anggap sudah sabar.

Ada yang baru punya anak setelah menikah 7 tahun kita anggap sabar

Ada yang sudah 15 tahun membina rumah tangga kita anggap sabar.

Sungguh kesabaran kita tak ada artinya dibanding kesabaran seorang ibu yang telah lulus dalam ujian Allah.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al mulk ayat 2)

Fudhail bin Iyyadh berkata, “«أَحْسَنُ عَمَلًا» maksudnya yang paling ikhlas dan benar. Amal tidak akan diterima hingga ikhlas lagi benar. Dikatakan ikhlas jika hanya untuk Allah dan dikatakan benar jika sesuai sunnah.” [Tafsir al-Baghawi (VIII/173)]

Agama tidak membutuhkan gelar dalam pelaksanaannya. Kalian tau pendidikan seorang perempuan betawi ? Hanya SD, masih mending Nursalam anak betawi yang pernah mengenyam bangku kuliah. Tapi entah apakah kita sanggup sabar sepertinya jika mendapat ujian yang panjang.

Ahsanu ‘amala bukan yang paling pintar tapi yang paling ikhlash. Dan keikhlasan tidak membutuhkan otak. Berapa banyak orang2 yang secara strata pendidikan jauh dibawah kita tapi menjadi guru dalam keikhlasan. Betapa sering kita mendengar orang miskin yang berkurban kambing setelah menabung selama 7 tahun.

Allah menguji manusia bukan untuk melihat siapa yang terkenal, bukan untuk melihat siapa yang sukses rumah tangganya, dan bukan untuk melihat siapa yang terhormat kedudukannya. Tapi untuk melihat siapa yang paling baik amalnya. Dan Allah sudah menerima amal seorang ibu yang telah diuji selama 40 tahun, kini di pintu surga dia sedang menyambut anaknya yang dengannya dirinya bersabar hingga masuk surga.

Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (Al-Furqan 75)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: